Halaman


.::Mari Menjadikan Di Setiap Hembusan Nafas Kita Hanya Untuk Menggapai Ridho ALLAH Subhanahu wa ta'ala, InsyaALLAH::.

Jumat, 08 April 2011

Silaturahim (menyambung hubungan kekeluargaan) dan haram memutuskannya

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM.

.:: Silaturahim (menyambung hubungan kekeluargaan) dan haram memutuskannya ::.

=======
"Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat."
(QS.AL-HUJURAAT[49]:10)
=======

=======
* Hadis riwayat Abu Hurairah ra. dia berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda: Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk sehingga setelah selesai menciptakan mereka, bangkitlah rahim (hubungan kekeluargaan) berkata: Ini adalah tempat bagi orang berlindung (kepada-Mu) dengan tidak memutuskan tali silaturahmi. Allah menjawab: Ya. Apakah kamu senang kalau Aku menyambung orang yang menyambungmu, dan memutuskan orang yang memutuskanmu? Ia berkata: Tentu saja. Allah berfirman: Itulah milikmu. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda: Bacalah ayat berikut ini kalau kalian mau: Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan telinganya dan dibutakan matanya. Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran ataukah hati mereka terkunci. (Shahih Muslim No.4634)

*Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda: Rahim (tali persaudaraan) itu digantungkan pada arsy, ia berkata: Barang siapa yang menyambungku (berbuat baik kepada kerabat), maka Allah akan menyambungnya dan barang siapa yang memutuskan aku, maka Allah pun akan memutuskannya. (Shahih Muslim No.4635)

*Hadis riwayat Jubair bin Muth`im ra.:
Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. bahwa beliau bersabda: Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan. (Shahih Muslim No.4636)

*Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda: Barang siapa yang merasa senang bila dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung hubungan kekeluargaan (silaturrahim). (Shahih Muslim No.4638) Dan (HR. At-Tirmidzi dalam Jami’nya, no. 1865, Ibnu Majah dalam Sunannya no. 3663 dan Ahmad dalam Musnadnya sebanyak 10 riwayat)
=======

Cara Mengucapkan AAMIIN yang Benar

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM.


Bagaimana mengucapkan AAMIIN yang benar?
Dalam Bahasa Arab, ada empat perbedaan kata “AMIN” yaitu :

1. ”AMIN” (alif dan mim sama-sama pendek), artinya AMAN, TENTRAM.

2. “AAMIN” (alif panjang & mim pendek), artinya MEMINTA PERLINDUNGAN KEAMANAN.

3. ”AMIIN” (alif pendek & mim panjang), artinya JUJUR TERPERCAYA.

4. “AAMIIN” (alif & mim sama-sama panjang), artinya YA TUHAN, KABULKANLAH DO'A KAMI.

Hidup Kita Hanya Untuk Ber Ibadah Kepada ALLAH Subhanahu wa ta'ala

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM.


"Dan Aku (ALLAH) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-KU (ber-ibadah)."(QS. Adz-Dzaariyaat[51]:56)

“Katakanlah Sesungguhnya sholatku,wa nusuki/sembelihanku (ibadah sembelihan di saat ibadah haji dan umrah), dan hidupku dan matiku hanyalah untuk ALLAH tuhan semesta alam.”(QS. al-An’aam[6]:162)

Makna kata ‘nusuk’
Syaikh Abdullah bin Shalih al-Fauzan berkata : wa nusuki maknanya “Seluruh rangkaian ibadahku atau sembelihanku…” (Hushul al-Ma’mul, hal. 99).

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di berkata : ‘wa nusuki’ maknanya adalah sembelihanku… (Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 282).

Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaza’iri berkata : “Makna ‘wa nusuki’ adalah : sembelihanku yang kutujukan untuk mendekatkan diri kepada Allah ta’ala.” (Aisar at-Tafasir, Maktabah Syamilah).

Mujahid berkata : “Nusuk adalah sembelihan di saat ibadah haji dan umrah.” ats-Tsauri membawakan perkataan as-Suddi dari Sa’id bin Jubair bahwa makna ‘nusuki’ adalah : sembelihanku. Demikian pula penafsiran adh-Dhahhaak (lihat Fath al-Majid, cet Darul Hadits, hal. 137).

Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyah berkata : “Nusuk adalah sembelihan…” (lihat Fath al-Majid, cet Darul Hadits, hal. 138).

Syaikh Shalih Alusy-Syaikh berkata : “Nusuk adalah sembelihan atau kurban, yaitu melakukan taqarrub (pendekatkan diri) dengan cara (mengalirkan) darah.” (at-Tamhid, hal. 143)