Halaman


.::Mari Menjadikan Di Setiap Hembusan Nafas Kita Hanya Untuk Menggapai Ridho ALLAH Subhanahu wa ta'ala, InsyaALLAH::.

Senin, 13 Oktober 2008

MENGGAPAI KEBENINGAN HATI

Bila hati bisa kita jernihkan dari tumpukan emosi yang tidak perlu, dia akan kembali sebening kaca dan mampu kedamaian, kemudahan, dan keindahan hidup.

Emosi adalah kunci untuk menemukah diri yang sejati. Ironisnya, kebanyakan masalah yang kita temui dalam hidup disebabkan oleh emosi. Contohnya, pernahkah Anda merasa uring-uringan (atau ‘bete’, kata anak zaman sekarang) yang berkepanjangan? Seringkah Anda merasa tak nyaman karena perasaan Anda campur-aduk tak karuan?

Itu suatu pertanda Anda sulit mengenali, menyadari, dan mengelola setiap perasaan yang tengah An¬da alami. Bagaimana cara Anda menghilangkan perasaan negatif: berusaha memendamnya rapat-rapat, melupakannya, atau melampiaskannya kepada orang lain? Meski emosi telah jadi bagian dari kehidupan sehari-hari setiap manusia, tak semua orang bisa menerima, mengakrabi, apalagi mengelola emosi mereka sendiri. Padahal, mengutip pendapat Daniel Goleman dalam buku Emotional Intelligence, salah satu tanda kecerdasan emosional adalah mampu memonitor apa yang kita rasakan dari momen ke momen un¬tuk memperoleh wawasan psikologis dan pemahaman terhadap diri sendiri.

PETA EMOSI
Perasaan atau emosi (dari bahasa Inggris “emo¬tion”), sebenarnya merupakan energy in motion atau energi yang bergerak. Sifat energi adalah dinamis dan kekal; ia tak dapat dimusnahkan, melainkan hanya dapat diubah menjadi bentuk energi yang lain. Perasaan manusia timbul kala energi di dalam dan di sekitar dirinya bergerak. Energi inilah yang menjadi ‘nyawa’ laku kita, mewarnai pikiran, membentuk mimpi, memperkaya hubungan insani, dan menyedi-akan bahan baku bagi daya cipta manusia. Energi ini sebenarnya adalah bagian dari diri kita, yang biasanya tak kita sadari keberadaannya sampai ia muncul men¬jadi sesuatu yang kita kenal sebagai ‘emosi’.

MEMPERMUDAH HIDUP

Brian Tracy berkata, bila kita menjadikan kedamaian sebagai tujuan tertinggi serta membuat semua kegiatan, keputusan, dan perilaku berdasarkan tujuan ini, maka kita akan lebih bahagia dan efektif dalam kehidupan dan karier. Dengan menerapkan teknologi ikhlas secara teratur, Anda akan menemukan kedamaian serta kehidupan yang lebih mudah dan menyenangkan secara alamiah.

Rasa damai sebetulnya selalu ada di hati manusia, meski seringkali ia tersamar oleh emosi-emosi lain. Kedamaian merupakan hal yang operasional dan bisa dilatih. Setiap kali kita memusatkan perhatian pada kedamaian hati, secara alamiah ia akan tumbuh, berkembang, serta melepaskan kebuntuan yang kita alami.

Menurut Paul R Scheele, bila kita dapat melepaskan konflik-konflik dalam pikiran, emosi, dan perilaku, kita akan dapat mencapai performa terbaik kita seba¬gai manusia. Anda pun akan menemukan kembali apa yang paling didambakan hati.

PENYEMBUHAN DENGAN DO'A

Berdoa yang efektif ternyata ada aturannya. Teknologi modern sangat membantu
membuat doa-doa kita secara ajaib lebih mudah dan lebih cepat terjawab.

Larry Dossey, M.D seorangdokter dari Texas, Amerika, dalam bukunya Healing words: The Power of Prayer and The Practice of Medicine dan Prayer is Good Medicine mengatakan bahwa sudah banyak penelitian bersifat ilmiah yang dilakukan para ahli untuk mengetahui pengaruh doa dalam penyembuhan. Sebagian besar dari penelitian tersebut memperlihatkan bahwa doa memang memiliki efek penyembuhan. Tak heran jika kini doa menjadi bagian yang penting dalam pengobatan modern.

Masih menurut Dossey, seorang peneliti senior dari National Institute for Healthcare Research di Rockville, Maryland, bernama David B. Larson M.D., juga pernah meneliti hubungan antara sikap spiritual dan kesehatan. Menurut Larson, berdoa secara teratur membantu mencegah datangnya penyakit yang bersifat fisik dan mental. Juga membantu kita menghadapi penyakit secara efektif.

Masalahnya sekarang, doa yang bagaimana yang bisa membantu menyembuhkan atau mencegah datangnya penyakit? Karena diakui atau tidak, doa yang terus kita panjatkan ternyata tidak semuanya langsung dikabulkan. Atau kalau pun segera terkabul, ternyata tidak selalu sesuai dengan keinginan kita. Jadi jelasnya, bagaimana cara berdoa yang baik dan benar?

Terjawab tak selalu berarti langsung dikabulkan

Menurut Erbe Sentanu atau biasa dipanggil Nunu dari Katahati Institute, sebuah lembaga yang mengajarkan teknik berdoa yang efektif, ada aturan-aturan tertentu yang harus diikuti agar suatu doa bisa lebih cepat terjawab. Terjawab di sini maksudnya bisa bermacam-macam. Bisa saja seseorang dibelokkan dari apa yang dimintanya atau justru dihentikan sama sekali dari apa yang diinginkan. Terkadang seolah ‘disuruh’ menyempurnakan isi doanya dulu baru dikabulkan. Atau bisa juga secara instan langsung dikabulkan persis sesuai dengan yang diinginkan dalam waktu yang sangat singkat. Yang terakhir ini sering sekali terjadi pada mereka yang sudah mempelajari aturan berdoa yang efektif.

Mengenai ukuran dari efektif tidaknya suatu doa, Nunu menjelaskan bahwa hal itu langsung bisa dilihatdari perubahan yang terjadi dalam kondisi kesehatan atau kehidupan seseorang. Bandingkan saja kondisi kesehatan dan kehidupan orang tersebut ketika berdoa dengan cara yang lama dan setelah menggunakan cara yang efektif.

Tapi dengan semakin efektifnya doa seseorang, Nunu juga mengingatkan untuk semakin mewaspadai apa yang ada dalam pikiran dan dalam hati karena semuanya akan menjadi lebih mudah mewujud. Berdasarkan pengalaman dari mereka yang pernah belajar, antara apa yang diminta dalam doa dan realitanya semakin lama menjadi semakin dekat. Apa yang kemarin diminta bisa saja hari ini sudah didapat. Apa yang baru kemarin dipertanyakan, hari ini sudah terjawab. Sehingga pada akhirnya, mereka menjadi semakin yakin bahwa manusia memang diciptakan sebagai mahlukyang paling sempurna.

Mengenai teknik yang diajarkan Nunu, sebenarnya bukan sesuatu yang sangat asing bagi kita. Pada dasarnya, syarat dari doa yang efektif itu di antaranya adalah bahwa doa tersebut harus diucapkan dengan khusyuk, isi doanya jelas dan apa yang terucap secara lisan harus sesuai dengan apa yang dibayangkan dan apa yang dirasakan di dalam hati. Kedengarannya memang mudah, tetapi yang menarik disini adalah cara mempratikannya yang tidak biasa, sehingga hasilnya pun sering kali di luar dugaan.

Karena itu menurut Nunu, bila suatu saat kita merasa hidup tidak berjalan sesuai dengan yang kita inginkan, mungkin perlu dicek kembali, apa saja doa yang telah lama mengendap di batin.

Mencapai khusyuk bisa dilatih

Khusyuk adalah kondisi yang rileks, fokus, dan penuh konsentrasi. Doa yang efektif adalah doa yang dipanjatkan dengan sikap khusyuk supaya bisa masuk ke batin bawah sadar. Doa tersebut juga harus berupa niat yang sangat kuat sehingga betul-betul menempel di batin bawah sadar. Mencapai kondisi khusyuk ini perlu dikuasai sebagai suatu keterampilan yang bisa didapat melalui latihan. Menurut Nunu, yang perlu dilatih dalam hal ini adalah otak, yaitu mengaktifkan meditative brain atau otak yang selalu berzikir (dalam keadaan meditatif).

Dalam meditasi, teknologi DigitalPrayer bisa membantu mempercepat memasuki keadaan meditatif.

Bagi orang yang terbiasa bermeditasi atau tenggelam dalam dzikir, mencapai kondisi khusyuk sangatlah mudah. Namun bagi yang masih sulit mencapai khusyuk, kini bisa menggunakan alat bantu yang disebut teknologi DigitalPrayer. Alat ini berupa CD brainwave management (pengaturan gelombang otak) berisi suara-suara alam seperti air mengalir, gelombang samudra yang naik turun, atau kicau- burung yang telah diracik menggunakan teknologi audio yang khusus didesain untuk menghasilkan kondisi-kondisi otak dan kesadaran tertentu. Mendengarkan CD ini secara teratur bisa melatih otak untuk bekerja sama antara satu sisi dengan sisi lainnya, sehingga bisa memasuki kondisi khusyuk secara cepat dan memiliki kemampuan konsentrasi yang lebih baik.

Tentunya latihan ini juga memunculkan kemampuan untuk melakukan relaksasi secara alami. Karena dalam kon¬disi yang sinkron dan seirama, otak akan mengeluarkan hormon endorphine lebih besar sehingga timbul rasa nyaman dan nikmat (hormon endorphine di dalam tubuh memang bekerja seperti morfin).


Isi doa harus jelas dan spesifik

Pada dasarnya doa adalah rangkaian pikiran yang kita kemas dan kita kirimkan, kata Nunu. Jika seseorang telah berhasil memasuki kondisi khusyuk yang dalam, maka segala yang terucap atau bahkan terpikirkan akan cenderung mudah mewujud. Doa menjadi nafasnya setiap saat dan setiap helaan nafas adalah doanya.

Padahal semua pengalaman, kejadian, keadaan, dan pekerjaan yang kita kerjakan selama ini, adalah kreasi dari alam bawah sadar terhadap pikiran. Segala sesuatu yang kita pikirkan, kita rencanakan, kita renungkan, pada akhirnya akan direspon oleh bawah sadar. Kalau itu kita lakukan terus menerus, maka batin bawah sadar akan bekerja dan membuahkan hasil. Maka hidup pun menjadi perwujudan doa. Hal itu berlaku pada pikiran yang baik maupun yang buruk. Karena batin bawah sadar bekerja seperti robot yang tidak mampu membedakan baik dan buruk.

Karena itu menurut Nunu, bila suatu saat kita merasa hidup tak berjalan sesuai dengan yang kita inginkan, mungkin perlu dicek kembali, apa saja doa yang telah lama mengendap di batin bawah sadar kita. Bisa jadi ada program yang tidak mendukung yang tanpa sengaja masuk ke batin bawah sadar kita dan dari dalam ‘menjegal’ rencana-rencana hidup yang telah kita susun dengan baik. Dan akhirnya menjadi penyebab dari kegagalan, kekecewaan, dan ketidakbahagiaan hidup kita.

Sebagai contoh yang mudah adalah, bila penghasilan kita besar tetapi cepat sekali habis, uang tabungan pun tak pernah terkumpul banyak. Barangkali di batin bawah sadar kita secara tak sengaja pernah masuk program ’sulit menabung’ atau ‘membenci orang kaya’.

Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang kita buat sebaiknya disusun dengan benar. Aturannya yaitu harus berbentuk kalimatyang positif, berlaku sekarang, bersifat pribadi, persisten (sering diulang) dan dengan hasrat yang menyala. Dengan begitu, batin bawah sadar akan merespon dengan mudah sesuai dengan yang kita inginkan. Itu sebabnya orang bijak sering mengatakan bahwa alam semesta hanya akan membukakan jalan bagi orang yang tahu tujuan hidupnya.

Yang terucap dan yang terasa di hati harus sinkron

Apa yang ada di hati dan yang diucapkan ketika berdoa harus sejalan. Karena doa bukan hanya aktivitas mulut. Jadi misalkan Anda sudah berdoa dengan cara yang benar, tetapi tidak ada efeknya dalam kehidupan, barangkali inilah yang perlu diperhatikan. Jika Anda berdoa memohon sesuatu dengan penuh rasa takut disertai bayangan buruk dan kekhawatiran doa itu tidak akan dikabulkan, biasanya itu jugalah yang akan terjadi. Karena itu, bila menginginkan kesembuhan, sambil berdoa sebaiknya Anda membayangkan segala sesuatu yang bisa Anda lakukan di kala sehat. Dalam hati juga harus terpateri keyakinan bahwa Anda memang pantas dan bisa menjadi sehat kembali. Kalau yang dirasakan dalam hati justru bahwa penyakit Anda sudah sedemikian beratnya sehingga kecil kemungkinannya untuk sembuh atau bahkan tak mungkin sembuh, sama saja dengan mendoakan bahwa kemungkinan sembuh Anda kecil.

Rasa syukur adalah doa terbaik

Langkah yang satu ini barangkali tidak mudah dijalankan, tetapi sangat penting yaitu membentuk sikap yang selalu bersyukur. jika dalam doa kita selalu mengucapkan syukur, sama artinya kita menanamkan keyakinan pada batin bawah sadar bahwa semua keinginan kita telah terpenuhi.

Kita harus ingat bahwa batin bawah sadar kita tidak mampu membedakan antara imajinasi dan realita. Sekali bawah sadar menerima suatu gagasan, maka dia akan mulai bekerja untuk membuat segala yang kita pikirkan atau bayangkan menjadi suatu kenyataan. Batin bawah sadar bekerja selama 24 jam terus menerus. Ketika kita tidur pun batin tidak tertidur, tetapi bekerja mewujudkan segala hal yang kita rancang dan kita pikirkan. Dan hasilnya terkadang begitu tak kita duga sehingga seringkali kita namakan keajaiban. (N)

Minggu, 28 September 2008

Temuan Ilmiah Modern: Syukur Menambah Nikmat !

Ilmuwan meneliti peran sikap bersyukur atau berterima kasih. Bersyukur, selain menyehatkan jiwa-raga, juga mendorong terjalin dan terbinanya persahabatan antar manusia. Sikap berterima kasih atau bersyukur mendorong terjalin dan terbinanya persahabatan antar manusia. Inilah kesimpulan S.B. Alqoe dkk. asal University of Virginia, Amerika Serikat (AS). Hasil penelitiannya dimuat di jurnal ilmiah Emotion, edisi Juni 2008 dengan judul “Beyond reciprocity: gratitude and relationships in everyday life” (Lebih dari sekedar hubungan timbal balik: sikap bersyukur dan persahabatan dalam hidup keseharian).

Dalam karya ilmiah itu para ilmuwan meneliti peran sikap bersyukur atau berterima kasih yang muncul secara alamiah dalam perkumpulan mahasiswa di perguruan tinggi selama acara “pekan pemberian hadiah” dari anggota lama kepada anggota baru. Para anggota baru mencatat tanggapan atas manfaat yang mereka dapatkan selama pekan tersebut.

Di akhir pekan itu, dan satu bulan kemudian, anggota lama dan anggota baru menilai keadaan persahabatan dan hubungan di antara mereka. Kesimpulannya, rasa terima kasih atas pemberian hadiah berpeluang memicu terbentuknya dan terpeliharanya persahabatan di antara mereka.

Aneka manfaat syukur
Selain jalinan persahabatan yang baik, sikap bersyukur kini terbukti secara ilmiah memicu pula aneka manfaat lain. Di antaranya manfaat kesehatan jasmani, ruhani dan kehidupan bermasyarakat yang lebih baik. Tidak heran jika “gratitude research” atau “penelitian tentang sikap bersyukur” menjadi salah satu bidang yang banyak diteliti ilmuwan abad ke-21 ini.

Profesor psikologi asal University of California, Davis, AS, Robert Emmons, sekaligus pakar terkemuka di bidang penelitian “sikap bersyukur”, telah memperlihatkan bahwa dengan setiap hari mencatat rasa syukur atas kebaikan yang diterima, orang menjadi lebih teratur berolah raga, lebih sedikit mengeluhkan gejala penyakit, dan merasa secara keseluruhan hidupnya lebih baik.

Dibandingkan dengan mereka yang suka berkeluh kesah setiap hari, orang yang mencatat daftar alasan yang membuat mereka berterima kasih juga merasa bersikap lebih menyayangi, memaafkan, gembira, bersemangat dan berpengharapan baik mengenai masa depan mereka. Di samping itu, keluarga dan rekan mereka melaporkan bahwa kalangan yang bersyukur tersebut tampak lebih bahagia dan lebih menyenangkan ketika bergaul.

Tak tersentuh sebelumnya
Dulu, sikap bersyukur atau berterima kasih sama sekali tidak terjamah dalam kajian ilmuwan psikologi tatkala profesor Emmons mulai mengkajinya di tahun 1998. Penelitian pertama prof Emmons melibatkan para mahasiswa kuliah psikologi kesehatan di universitasnya.

Saat itu sang profesor mewajibkan sebagian dari para mahasiswa tersebut untuk menuliskan lima hal yang menjadikan mereka bersyukur setiap hari. Sedangkan mahasiswa selebihnya diminta mencatat lima hal yang menjadikan mereka berkeluh kesah. Tiga pekan kemudian, mahasiswa yang bersyukur memberitahukan adanya peningkatan dalam hal kesehatan jiwa-raga dan semakin membaiknya hubungan kemasyarakatan dibandingkan rekan mereka yang suka menggerutu.

Di tahun-tahun berikutnya, profesor Emmons melakukan aneka penelitian yang melibatkan beragam kondisi manusia, termasuk pasien penerima organ cangkok, orang dewasa yang menderita penyakit otot-saraf dan murid kelas lima SD yang sehat. Di semua kelompok manusia ini, hasilnya sama: orang yang memiliki catatan harian tentang ungkapan rasa syukurnya mengalami perbaikan kualitas hidupnya.

Dampak latihan bersyukur
Melalui latihan, perasaan bersyukur dapat dibiasakan dalam diri seseorang. Pelatihan sengaja untuk menanamkan rasa syukur ini ternyata membawa dampak positif dalam beragam sisi kehidupan.

Dalam penelitian menggunakan metoda membandingkan, ditemukan bahwa mereka yang menuliskan rasa syukurnya setiap pekan mendapatkan manfaat jasmani-ruhani yang lebih baik dibandingkan mereka yang terbiasa mencatat peristiwa menjengkelkan dan kejadian yang biasa-biasa saja. Di antara manfaat ini adalah olah raga yang lebih teratur, lebih sedikit mengeluhkan gejala penyakit badan, merasa hidupnya secara keseluruhan lebih baik, dan berpengharapan lebih baik di minggu mendatang.

Manfaat lain sikap berterima kasih tampak pada keberhasilan dalam mewujudkan cita-cita. Dibandingkan dengan orang-orang yang bersikap sebaliknya, mereka yang senantiasa memiliki daftar ungkapan rasa syukur lebih cenderung mengalami kemajuan dalam pencapaian cita-cita mereka. Cita-cita ini dapat berupa prestasi akademis, hubungan antar-sesama dan kondisi kesehatan.

Penelitian lain dilakukan dengan melatih pembiasaan sikap bersyukur setiap hari pada diri sendiri. Kondisi positif seperti: waspada, bersemangat, tabah, penuh perhatian, dan daya hidup pada orang muda dewasa meningkat akibat pembiasaan sikap bersyukur. Perbaikan kondisi sebaik ini tidak dijumpai pada orang yang dilatih bersikap menggerutu atau pada orang yang menganggap dirinya lebih sejahtera dibanding orang lain.

Selain itu, mereka yang memiliki rasa syukur setiap hari lebih memiliki jiwa sosial yang lebih baik dibandingkan mereka yang suka berkeluh kesah dan suka menganggap orang lain kurang beruntung. Golongan yang pertama tersebut cenderung menolong seseorang yang memiliki masalah pribadi, atau telah membantu dukungan semangat kepada orang lain.

Pasien pun tak luput dari penelitian seputar sikap bersyukur ini. Dengan melibatkan sejumlah orang dewasa pengidap penyakit otot-saraf, pelatihan membiasakan sikap bersyukur berdampak baik pada pasien tersebut. Di antaranya adalah kualitas dan lama tidur yang lebih baik, lebih optimis dalam menilai kehidupan, lebih eratnya perasaan persahabatan dengan orang lain, serta suasana hati tenteram yang lebih sering dibandingkan dengan mereka yang tidak dilatih bersikap syukur.

Ketika syukur menjadi kebiasaan
Insan yang bersyukur menyatakan diri mereka merasakan tingginya perasaan positif, kepuasan hidup, semangat hidup, dan pengharapan baik di masa depan. Mereka juga mengalami kemurungan dan tekanan batin dengan kadar rendah.

Kalangan yang memiliki kebiasaan kuat dalam bersyukur atau berterima kasih memiliki kemampuan menyelami jiwa orang lain dan mengambil sudut pandang orang lain. Mereka ditengarai lebih dermawan dan lebih ringan tangan oleh orang-orang di jalinan persahabatan mereka.

Terdapat pula kaitan antara kerohanian seseorang dengan sikap bersyukur. Kecenderungan bersyukur lebih banyak dilakukan mereka yang secara teratur menghadiri acara keagamaan dan terlibat dalam kegiatan keagamaan seperti berdoa atau sembahyang dengan membaca bacaan relijius berkali-kali. Kaum yang bersyukur lebih cenderung mengakui keyakinan akan keterkaitan seluruh kehidupan, serta rasa ikatan dan tanggung jawab terhadap orang lain.

Pribadi-pribadi yang bersyukur dilaporkan memiliki sifat materialistis yang rendah. Mereka tidak begitu menaruh perhatian penting pada hal-hal yang bersifat materi. Mereka cenderung tidak menilai keberhasilan atau keberuntungan diri mereka sendiri dan orang lain dari jumlah harta benda yang mereka kumpulkan.

Dibandingkan dengan kaum yang kurang berterima kasih, kalangan yang bersyukur cenderung bukan berwatak pendengki terhadap kaum kaya, dan bersikap mudah memberikan apa yang mereka punya kepada orang lain.

Nikmat bertambah
Profesor Emmons menuangkan hasil-hasil temuan ilmiahnya itu dalam buku terkenalnya “Thanks! How the New Science of Gratitude Can Make You Happier” (Terima kasih! Bagaimana Ilmu Baru tentang Bersyukur Dapat Menjadikan Anda Lebih Bahagia) yang terbit tahun lalu. Buku ini memaparkan pula 10 kiat untuk menanamkan rasa syukur sepanjang tahun demi mendapatkan nikmat karunia yang bermanfaat dalam kehidupan.

Temuan ilmiah tentang syukur ini mengukuhkan risalah ilahiah bahwa syukur adalah akhlak mulia yang mesti ada dalam diri manusia. Sebab, syukur memicu bertambah nikmat hidup seseorang:

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat. (Al Quran, Ibrahim, 14:7). [emotion/cr/hidayatullah.com]

Minggu, 24 Agustus 2008

bANGKiT DeNGAN SABAR danTAWAKKAL << motivasi islam

Suatu saat anda ditimpa goncangan hidup berupa musibah,cobaan,atau kegagalan atas apa yang ingin kita capai padahal kita merasa sudah berikhtiar…kemudian kita larut dalam rasa susah,tak berguna,terpuruk,terbuang,dan seabreg keruwetan lainnya. Hati - hatilah, kondisi ini mungkin mendorong anda berbuat ceroboh, dan menimbulkan masalah baru yang tidak terduga. Kenapa kita tidak mencoba mengubah penafsiran kita atas kesusahan yang menimpa kita, kenapa kita perlu bersabar??

Sabar, khususnya ketika mendapatkan kesulitan adalah menjaga hati dari menggerutu, menjaga lisan dari berkeluh kesah dan menjaga diri dari perbuatan yang terlarang. “Sabar yang sebenarnya ialah sabar pada saat bermula (pertama kali) tertimpa musibah”. (HR. Bukhari). Ketika mencoba sabar,saat itu kita telah memutuskan memberikan semangat untuk pantang menyerah,efeknya luar biasa kita bisa berpikir jernih atas masalah yang dihadapi dan menanamkan harapan untuk bangkit menuju keberhasilan. Dengan sabar kita akan dapat menangkap hikmah dari cobaan tersebut. Sabar menjadikan kita semakin tangguh dalam mengarungi hidup. Kita akan mengerti bahwa kesusahan adalah cara Allah agar kita tambah dewasa,tambah kuat,tambah menghargai hidup. Cobaan datang karena Allah sayang pada kita sebagai peringatan ketika kita khilaf. Segala yang mudah didapat akan mudah menghilang,segala yang susah didapat akan susah hilang,misalnya kita lihat buah durian yang sulit dibuka dan durinya menyeramkan ternyata isinya lezat

Hidup membawa kesempatan,dan dari kesempatan muncullah pertumbuhan, bagi beberapa orang,”kesempatan” dianggap sebagai masalah,bukan sebagai balok penyusun pertumbuhan, perubahan pun dapat disambut atau ditolak,pilihannya ada pada diri kita. Ketika kehidupan memunculkan tantangan dan rintangan,kita dapat memandang setiap kesempatan sebagai sebuah tantangan seraya menemukan kekayaan yang mungkin termuat didalamnya dapat meningkatkan kualitas kita. Dengan sabar kita merangkul rasa takut dan berhadapan dengan tantangan sambil mencari keuntungan dan kesempatan atas pertumbuhan yang ditawarkan. Lihatlah bagaimana bayi merasakan sakitnya awal pertumbuhan gigi,merasakan susahnya merangkak,sakitnya merupakan cara tubuh dan jiwa memunculkan potensi baru.

Sehingga sabar membuat kreatif ketika sampai saat kedatangan musibah atau penderitaan lalu kita bersyukur dengan harap cemas,”Alhamdulillah,Kemampuan baru apalagi yang akan diberikan Allah kepadaku?”

Kemampuan yang diberikan Allah kita gunakan untuk berusaha lebih baik, kemudian kita pasrahkan / tawakal pada Allah dengan sepenuh keyakinan karena “Siapakah Kita seHingga Harus Menyerah Pada Selain Allah???”. Dengan totalitas kepercayaan kepada Allah dan niat tulus ini maka kita menyimpulkan “JIKA SAYA BERPIKIR AKAN BISA ,MAKA SAYA PASTI BISA”

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (Al-Baqarah:155).

Posted by successwin

Senin, 18 Februari 2008

Seri Motifasi & Manajemen Diri Muslim, "Kekuatan Motivasi"

Senayan Publishing

Cerdas dan Berkualitas


Seri Motivasi & Manajemen Diri Muslim


Kekuatan Motivasi

Oleh: Okke Nurtama


“… Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka

bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang-orang

yang bertawakal.” (Ali 'Imran [3]: 159)


Dalam suatu sesi pelatihan motivasi, seorang motivator selaku trainer

membawakan sebuah cerita. Memang terkesan seperti dongeng. Namun, pada

prinsipnya bahwa seluruh peserta diminta mengambil “poin terpenting” di akhir cerita

tersebut. Si trainer mulai menuturkan cerita tersebut.


“Suatu hari seorang pemburu bersama anjing terlatihnya masuk ke hutan untuk

berburu. Pemburu ini lebih senang berburu tanpa senjata seperti bedil ataupun panah

dan senjata tajam. Dia hanya mengandalkan keahlian anjingnya untuk menangkap

binatang buruan yang dia inginkan. Soal keahlian anjingnya tak perlu diragukan lagi.

Hampir seratus persen selalu berhasil mengejar dan menangkap mangsanya.

Setelah masuk agak ke dalam hutan terlihat seekor kijang betina di kejauhan.

Kijang itu sedang hamil rupanya. Walaupun ia sedang makan rerumputan namun

telinganya senantiasa waspada terhadap bahaya pemangsa. Kontan saja si pemburu

segera memberi perintah kepada anjing terlatihnya untuk menangkap kijang itu. Secepat

kilat terjadilah sebuah adegan pengejaran seru: anjing jenis herder pemburu mengejar

seekor kijang betina.

Sudah sepuluh menit berlalu, namun anjing itu belum berhasil menangkap

buruannya. Boro-boro menangkap, menyentuh buruannya saja belum berhasil. Semakin

gesit anjing itu mengejar, semakin cepat pula kijang itu berlari. Jalan berpohon-pohon,

berbatu-batu, mendaki, menurun, hingga jalan yang datar sekalipun tidak memberi satu

peluang pun bagi si anjing agar mudah menerkam mangsanya. Akhirnya setengah jam

telah berlalu. Si anjing pun kehabisan napas dan menghentikan pengejarannya. Melihat

si anjing kini berhenti, si kijang berdiri saja dan tersenyum dekat si anjing sambil

mengatur napas. Kemudian terjadilah dialog antara si anjing dengan si kijang.

Si anjing berkata, ‘Jang, Jang (Kijang)… kenapa sih kamu larinya kencang

betul? Aku nggak sanggup lagi mengejar kamu. Padahal aku ini anjing terlatih, lho.

Selain itu, kamu juga sedang hamil, kan?’

Apa jawaban si kijang? Kalau cerita ini menjadi ajang iklan mungkin dijawab,

‘Kijang memang tiada duanya’, tapi tidak demikian, si kijang menjawab dengan sejujur-

jujurnya, ‘Jing (Anjing), nggak ada yang istimewa dari cara aku berlari. Kalau kamu

berlari dengan tujuan hanya mengejar prestasi menyenangkan tuanmu, tapi kalau aku

berlari karena ingin menyelamatkan nyawaku dan nyawa calon anakku di kandunganku.

Inilah yang membedakan tujuan kita berlari, sehingga aku bisa berlari jauh lebih cepat

dan lebih kuat daripada kamu.’”

Setelah ditanyakan kepada peserta training motivasi itu tentang “poin

terpenting” dari cerita tersebut, ternyata tak satu pun yang tepat menjawab. “Poin

terpenting” yang dimaksud adalah “kekuatan motivasi”. Ya, motivasi dan sekaligus

dengan kekuatannya memang bukan benda berwujud fisik, namun mampu

menggerakkan seseorang—dalam hal ini “diperankan” oleh si kijang betina itu—dan

membuat proses kesuksesan berjalan menjadi jauh lebih baik.

“Keajaiban” Kekuatan Motivasi

Kekuatan motivasi memang identik dengan “keajaiban” pencapaian keberhasilan

setiap orang. Semakin baik seseorang mempunyai motivasi diri, semakin baik dia

memiliki persediaan kekuatan motivasi dirinya. Tentunya seorang muslim harus

memiliki motivasi yang sangat tinggi, yaitu motivasi dalam koridor keridhaan Allah

swt.—seperti telah dibahas dalam materi sebelumnya yang menyajikan bagaimana

seorang muslim membuat (mengatur) visi dan misi hidupnya. Setelah kekuatan motivasi

berubah menjadi ‘azam (tekad yang kuat), seorang muslim sudah seharusnya “berjalan”

dalam proses aktivitasnya menuju ketakwaaan dan senantiasa bersabar dan bertawakal

kepada Allah swt. dalam menempuh “perjalanannya” tersebut.

Kisah di atas tentang “si kijang dan si anjing pemburu” memberi ibrah

(pelajaran) penting bagi kita bahwa si kijang betina yang sedang hamil pun—tanpa kita

sangka sebelumnya—ternyata mampu memiliki kekuatan motivasi yang luar biasa, jauh

di atas kekuatan motivasi si anjing pemburu. Bukankah motivasi yang kuat untuk

menyelamatkan nyawa dan nyawa calon anaknya itu—sebagai salah satu karunia Allah

swt. yang amat berharga bagi makhluk-makhluk-Nya—lebih baik dan lebih mulia

daripada sekadar penghargaan prestasi di mata manusia? Walaupun si anjing pemburu

itu terlatih, walhasil tanpa kekuatan motivasi yang benar dan maksimal ternyata

pencapaian target keberhasilannya masih di bawah rencana.

Memanfaatkan Otak Kita

Motivasi memang merupakan gabungan dari berbagai faktor yang

menyebabkan, menyalurkan, dan mempertahankan tingkah laku. Karena itu, motivasi

dapat menjadi faktor pendorong untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat dan

meningkatkan kualitas hidup pribadi yang bersangkutan. Ia mampu mendorong

seseorang untuk berbuat atau tidak berbuat sama sekali. Ia juga mampu membuat

manusia menjadi semangat atau tidak semangat melakukan sesuatu. Motivasi dapat

meningkat dan menurun sesuai perintah otak manusianya.

Inilah hubungan yang sangat erat—yang dapat kita simpulkan—bahwa otak kita

berperan penting dalam menghasilkan “keajaiban” kekuatan motivasi diri kita. Karena

motivasi muncul dari otak manusia dan motivasi juga merupakan salah satu kerja otak,

maka latihlah otak Anda yang telah Allah swt. ciptakan sangat canggih dengan latihan-

latihan yang bersifat memicu, menyadarkan, dan meningkatkan motivasi Anda. Tidak

mustahil, Anda akan memiliki kekuatan motivasi yang canggih karena berangkat dari

otak Anda yang canggih dengan dilatih oleh cara-cara meningkatkan motivasi yang

canggih pula. Insya Allah di kesempatan berikutnya kita akan membahas beberapa

langkah meningkatkan motivasi diri. Wallahu a’lam

Minggu, 17 Februari 2008

Menyoal Kembali Motivasi Berprestasi SDM Muslim

Oleh :

Muhammad Karebet Widjajakusuma Pembahasan motivasi dalam manajemen sumberdaya manusia kerap membawa nama Abraham Harold Maslow. Maslow – seorang humanis keturunan Yahudi Rusia penyandang gelar “Humanist of The Year” 1966 versi American Humanist Association – banyak dihubungkan dengan teori motivasi, khususnya dengan pendekatan content. Dalam bukunya, A Theory of Motivation (1943) sebagaimana yang dikutip oleh Mursi (1998), ia mencoba menjawab sejumlah pertanyaan seperti: kebutuhan-kebutuhan apa yang dicoba dipuaskan oleh orang-orang? Apa yang mendorong mereka untuk bertindak? Menurutnya, setiap individu mempunyai kebutuhan mendalam yang mendorong, menekan, atau memotivasikan mereka untuk menguranginya atau memenuhinya. Artinya, para individu akan bertindak atau berkelakuan dengan cara-cara yang akan membawa mereka kepada kepuasan dari kebutuhan-kebutuhan mereka. Kebutuhan manusia diuraikan Maslow secara hirarkis sebagai berikut:(1) Kebutuhan fisiologis (physiological needs), yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bernapas, dan seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar.(2) Kebutuhan rasa aman (safety and security), yaitu kebutuhan akan perlindungan dari ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup.(3) Kebutuhan untuk merasa memiliki (belongingness), yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai.(4) Kebutuhan akan harga diri (esteem), yaitu kebutuhan untuk dihormati, dan dihargai oleh orang lain.(5) Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri (self-actualization), yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill, dan potensi. Dengan hirarki seperti ini, seorang karyawan yang membutuhkan keberhasilan dapat dimotivasi untuk bekerja beberapa jam lebih banyak untuk menyelesaikan suatu tugas yang sulit tepat pada waktunya; seorang pegawai yang membutuhkan penghargaan diri akan dimotivasikan untuk bekerja dengan sangat hati-hati untuk menghasilkan suatu pekerjaan dengan kualitas yang tinggi. Selanjutnya, Maslow mengemukakan bahwa orang dewasa secara normal memuaskan kira-kira 85 persen kebutuhan fisiologisnya, 70 persen kebutuhan rasa aman, 50 persen kebutuhan untuk memiliki dan mencintai, 40 persen kebutuhan harga diri, dan hanya 10 persen dari kebutuhan aktualisasi diri. Setelah delapan belas tahun Maslow memunculkan teorinya, David C. McClelland (1961), psikolog Amerika dari Universitas Harvard merilis teori motivasi baru: motivasi berprestasi. Motivasi ini (achievement motive) diartikan sebagai " is impetus to do well relative to some standard of excellence" (Jhonson, 1984). Suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu aktivitas dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji. Dalam teori ini, dikemukakan bahwa produktivitas seseorang sangat ditentukan oleh "virus mental" yang ada pada dirinya. Virus mental yang dimaksud adalah kondisi jiwa yang mendorong seseorang untuk mampu mencapai prestasinya secara maksimal. Virus itu terdiri dari 3 dorongan kebutuhan, yaitu: need of achievement, need of affiliation, dan need of power.McClelland memfokuskan perhatian pada pembinaan virus mental manajer. Caranya adalah melalui pengembangan potensi mereka dalam lingkungan kerja secara efektif. Dengan cara ini diharapkan produktivitas perusahaan yang berkualitas tinggi dapat terwujud hingga tujuan utama perusahaan dapat tercapai. Dari penelitiannya – juga Murray (1957) serta Miller dan Gordon (1970) - dapat disimpulkan terdapatnya hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan pencapaian prestasi. Artinya, manajer yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi cenderung memiliki prestasi kerja tinggi, dan sebaliknya mereka yang prestasi kerjanya rendah dimungkinkan karena motivasi berprestasinya juga rendah. Dan ternyata, motivasi berprestasi seseorang sangat berhubungan dengan dua faktor, yaitu tingkat kecerdasan (IQ) dan kepribadian. IQ merupakan kemampuan potensi dan kepribadian merupakan kemampuan seseorang untuk mengintegrasikan fungsi psiko-fisiknya yang sangat menentukan dirinya dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Artinya, orang akan mempunyai motivasi berprestasi tinggi bila memiliki kecerdasan yang memadai dan kepribadian yang dewasa. Ia akan mampu mencapai prestasi maksimal.Meskipun teori-teori ini kelihatannya sangat sederhana, namun dalam prakteknya pengertian motivasi saat ini telah berkembang jauh lebih kompleks. Mursi (1998) melalui bukunya SDM yang Produktif: Pendekatan Al Qur’an dan Sains, bahkan menilainya telah usang. Alasannya:(1) Hirarki kebutuhan-kebutuhan itu berbeda-beda di antara para individu, dan ia juga berganti-ganti sepanjang waktu.(2) Cara-cara kebutuhan-kebutuhan tersebut diterjemahkan ke dalam tindakan-tindakan juga berbeda-beda di antara para individu.(3) Orang tidak selalu bertindak atas dasar kebutuhan mereka terus-menerus, dan kebutuhan-kebutuhan yang memotivasi mereka berbeda-beda dari waktu ke waktu.(4) Reaksi dari para individu untuk memenuhi kebutuhan atau untuk tidak memenuhinya akan berbeda-beda. Makin banyak kita mengenal orang-orang di sekitar kita, maka makin mampu kita untuk mengerti tentang kebutuhan-kebutuhannya dan tentang apa yang akan memotivasi mereka. Tetapi, perilaku manusia tergantung kepada demikian banyak kompleksitas dan alternatif-alternatif, sehingga kita pasti akan sering kali membuat kesalahan-kesalahan dalam membuat perkiraan-perkiraan. Koreksi Mursi setidaknya memberikan gugahan untuk menyoal kembali keberadaan motivasi dalam diri seorang muslim. Seberapa tepat pendapat duo Maslow dan McClelland akan kebutuhan manusia yang abai akan aspek ruhiyah? Selalukah aktivitas manusia didasari atas motivasi bendawi? Lalu, bagaimana halnya dengan motivasi SDM Muslim? Tidakkah motivasi berprestasi telah menjadi suatu potensi yang fitrah ada dalam setiap diri SDM Muslim? Ataukah memang motivasi berprestasi adalah sesuatu yang asing sehingga telah menjadi “kemakluman bersama” bila kebanyakan SDM Muslim diidentikkan pada prototip SDM yang minus motivasi berprestasi hingga emoh beretos kerja tinggi? Bagaimana sesungguhnya kaitan kebutuhan manusia sebagai potensi kehidupan dengan motivasi dalam pandangan syariah? Untuk menjawabnya, uraian berikut mencoba memaparkan hakikat motivasi ditinjau dari sudut pandang syariah. Pemahaman akan Potensi Kehidupan Sebagaimana telah diketahui, ketika menciptakan manusia, Allah SWT melengkapinya dengan potensi-potensi kehidupan (thaqatun hayawiyatun) yang secara fitri akan mendorongnya untuk beraktifitas mewujudkan misi penciptaannya sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya. Potensi kehidupan yang dimaksud, menurut Syekh Muhammad Muhammad Ismail dalam bukunya Al Fikru Al Islamy, berupa hajatu al ‘udhawiyah (kebutuhan jasmani) dan gharizah (naluri). Hajatu al ‘udhawiyah dapat berupa rasa lapar, haus dan kebutuhan untuk buang hajat besar dan kecil, sementara gharizah berupa naluri beragama (gharizatu al-tadayun) yang perwujudannya berupa kecenderungan manusia untuk melakukan ibadah atau aktifitas mensucikan segala sesuatu yang dianggapnya besar; naluri melangsungkan keturunan (gharizatu al nau’) dimana perwujudannya diantaranya berupa ketertarikan manusia kepada lawan jenisnya; dan naluri untuk mempertahankan diri (gharizatu al baqa’), yang salah satu wujudnya adalah keinginan manusia untuk menjadi pemimpin. Kebutuhan jasmani dan naluri itu menghendaki pemenuhan. Persoalannya kemudian adalah bagaimana caranya manusia memuaskan semua kebutuhan jasmani dan naluri-naluri itu. Di sinilah, sesuai dengan misi penciptaan manusia sebagai abdullah dan khalifah Allah Swt, upaya memenuhi dan menyalurkan segenap potensi kehidupan itu juga senantiasa harus berlandaskan pada aturan-aturan Allah. Maka, upaya memenuhi kebutuhan jasmani dan naluri dengan cara yang tidak sesuai dengan aturan Allah berarti dengan sendirinya bertentangan dengan hakikat misi penciptaan manusia itu sendiri.

Motivasi Perbuatan Manusia Dalam Pandangan Syariah

Perbuatan yang dilakukan manusia (termasuk motivasi bekerja, tentu saja) tidak akan pernah keluar dari kedudukannya sebagai aktivitas untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan naluri sebagai potensi kehidupan yang dianugerahkan Allah Swt kepada manusia. Kuat lemahnya dorongan manusia untuk melakukan suatu perbuatan, selain ditentukan oleh motivasi (al-quwwah), sesungguhnya juga sangat bergantung pada maksud perbuatan dan tujuan (al qimah) yang menjadi dasar manusia dalam melakukan perbuatan. Oleh karena itu, mengetahui dan membina motivasi serta tujuan yang sahih dan kuat dengan mafhum (pemahaman) kehidupannya yang benar, agar setiap perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dapat terlaksana dengan baik dan sempurna adalah suatu kemestian bagi setiap orang, tidak terkecuali para SDM Muslim.Syekh Muhammad Muhammad Ismail dalam buku yang sama, selanjutnya menguraikan motivasi yang mendorong manusia untuk melakukan perbuatan, yakni:(1) Motivasi fisik - material (al quwwah al madiyah). Motivasi ini meliputi tubuh manusia dan alat yang diperlukan untuk memenuhi keperluan jasmaninya. Bersifat lemah dan mudah hilang. Contohnya, orang yang lapar biasanya didorong oleh kebutuhan jasmaninya untuk makan. Namun kadang dorongan tersebut dapat ditahan – misalnya karena puasa - sehingga dorongan untuk makan tidak dipenuhi. Materi adakalanya juga tidak mampu membangkitkan seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu. Uang melimpah, pangkat terhormat dan rumah mewah sekalipun tidak akan mampu memaksa seorang muslim untuk bersumpah palsu di pengadilan, jika ia takut untuk berdusta dan berdosa.(2) Motivasi emosional (al quwwah al ma’nawiyah). Motivasi yang berupa kondisi kejiwaan yang senantiasa dicari dan ingin dimiliki seseorang ini sekalipun tidak permanen, namun lebih kuat bila dibandingkan dengan motivasi pertama. Contohnya, perlawanan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain yang telah merusak nama baiknya, adalah perbuatan yang didorong oleh kondisi kejiwaan seseorang. (3) Motivasi spiritual (al quwwah ar-ruhiyah). Kedua motivasi sebelumnya sulit untuk dapat dijadikan dorongan dasar bagi manusia untuk melakukan tindak perbuatan. Penyebabnya terletak pada sifatnya yang cenderung temporal, mudah hilang dan bendawi semata. Hal ini berbeda dengan motivasi spiritual yang berupa kesadaran seseorang bahwa ia memiliki hubungan dengan Allah Swt. Dzat yang akan meminta pertanggungjawaban manusia atas segala perbuatannya di dunia. Motivasi inilah yang mampu mendorong manusia untuk melakukan perbuatan apa saja, asalkan sesuai dengan syariat yang diberikan-Nya. Dengan demikian, motivasi yang sahih dan kuat untuk mendorong manusia dalam mewujudkan aktivitas kehidupannya adalah Motivasi Spiritual (Ruhiyah). Dengan motivasi ini, seseorang akan terpacu untuk berikhtiar terus-menerus disertai dengan tawakal dan pantang berputus harapan hingga akhirnya meraih keberhasilan dengan izin Allah Yang Maha Pemurah lagi Penyayang. Inilah motivasi berprestasi yang sesungguhnya. Tujuan Perbuatan Manusia Hafiz Abdurrahman (1998) dalam bukunya Islam: Politik dan Spiritual, menandaskan bahwa tujuan perbuatan juga mutlak harus difahami oleh setiap manusia. Sebab dengan begitu, nilai (tujuan/al qimah) yang ingin diwujudkan dalam setiap perbuatan yang dilakukan manusia dapat terwujud dengan baik dan sempurna. Tanpa adanya pemahaman tentang tujuan perbuatan itu, seseorang tidak akan dapat menentukan apakah ia berhasil ataukah tidak.Berdasarkan hukum-hukum syara’ yang memerintahkan kita untuk melakukan perbuatan tertentu, didapati adanya nilai-nilai tertentu yang diperintahkan agar dicapai ketika perbuatan tersebut dikerjakan. Nilai-nilai itu adalah: (1) Nilai Materi (al qimah al madiyah). Allah SWT memerintahkan bekerja (QS. Al Mulk: 15) dan jual beli (QS. Al Baqarah: 275) adalah untuk mendapatkan nilai materi. Dimana nilai tersebut berupa benda yang dapat diindera dan diraba, seperti uang, harta atau makanan.(2) Nilai Kemanusiaan (al qimah al insaniyah). Nilai ini berupa layanan manusia kepada sesama manusia. Misalnya, membantu orang-orang yang kesulitan materi, menyelamatkan orang yang tenggelam, dan sebagainya. Semua ini dilakukan semata karena unsur kemanusiaan saja. Nilai ini diperintahkan Islam bukan untuk mendapatkan keuntungan materi, namun karena motivasi spiritual yang diperintahkan oleh Allah SWT.(3) Nilai Akhlaq (al qimah al khuluqiyah). Nilai akhlaq akan dicapai oleh setiap muslim manakala dalam setiap perbuatannya dihiasi dengan sifat-sifat (akhlaq) yang diperintahkan Allah SWT. Sifat-sifat ini nampak pada diri seorang muslim jika ia melakukan ibadah, muamalah, uqubat, makan dan minum sesuai dengan perintah dan larangan Allah SWT.(4) Nilai Spiritual (al qimah ar-ruhiyah). Nilai spiritual dicapai dengan tujuan agar (kesadaran) hubungan seseorang dengan Tuhannya dapat meningkat, apabila ia mengerjakan perbuatan tertentu. Nilai ini bersifat pribadi, sebab hanya dia yang dapat merasakannya, orang lain tidak. Dari keempat nilai di atas, mana yang lebih utama? Yang menentukan bahwa nilai yang satu lebih utama atau sama dibandingkan yang lain adalah hukum syara’, bukan manusia. Karena itu memahami hukum syara’ akan suatu perbuatan sudah menjadi kemestian bagi seorang muslim. Hal ini sebagaimana kaidah ushul yang menyatakan “al aslu fil af’al attaqoyyadu bil hukmisy syar’i”, yakni hukum asal suatu perbuatan adalah terikat pada hukum syara yang lima, yakni wajib, sunah, mubah, makruh atau haram. Perbuatan Seorang Muslim Adalah Perbuatan Prestatif Dalam melakukan setiap perbuatan, setiap muslim pastilah melewati tahapan berikut, yaitu (1) berawal dari naluri atau kebutuhan jasmani, (2), mengindera dorongan yang muncul, apakah dari naluri atau kebutuhan jasmani, (3) menetapkan motivasi perbuatan, (4) berfikir tentang cara memenuhi dorongan dengan benar, baik dan sempurna sesuai dengan koridor syariah, (5) usaha untuk memenuhi naluri dan/atau kebutuhan jasmani, (6) berupaya mendapatkan nilai yang ingin dicapai.Singkat kata, disamping dalam setiap beramal seorang muslim harus berusaha meraih al qimah yang dituju, upaya yang dilakukan itu haruslah sesuai dengan aturan Islam dan dilakukan dengan menyatukan antara materi (perbuatan) dengan ruh (motivasi ar-ruhiyah). Atau dengan kata lain, ketika melakukan sesuatu harus disertai dengan kesadaran hubungannya dengan Allah. Inilah yang dimaksud dengan bahwa setiap perbuatan muslim adalah ibadah.Kesimpulannya, setiap perbuatan seorang muslim telah dituntun sedemikian rupa sehingga motivasi seorang muslim sesungguhnya adalah motivasi berprestasi. Muslim yang selalu membina diri dengan pemahaman kehidupan yang benar, konsisten dengan amal kehidupan yang didorong motivasi yang shahih berlandaskan pada ketaatannya kepada Allah, Dzat Yang Serba Maha, maka ia akan mewujud pada prototip SDM yang didambakan Islam. SDM Muslim yang memiliki kematangan kepribadian Islam (syakhsiyyah Islamiyyah), melalui pola fikir dan pola sikap (perilaku) yang Islami serta profesional, yakni kafa’ah (berkeahlian); himmatul ammah (beretos kerja tinggi); dan amanah (terpercaya).Bila demikian adanya, kiranya tidaklah berlebihan bila dinyatakan bahwa mestinya SDM muslim adalah SDM yang berprestasi. Wallahu a’lam bishshawab.
Penulis adalah konsultan manajemen syariah serta trainer manajemen dan motivasi. Sehari-hari Manajer Divisi Pelatihan dan Konsultasi Shariah Economic and Management (SEM) Institute Jakarta. juga menulis buku-buku manajemen berbasis perspektif syariah, seperti Pengantar Manajemen Syariah (Khairul Bayan, 2002), Menggagas Bisnis Islami (GIP, cetakan kedua, 2002), Manajemen Strategis Perspektif Syariah (Khairul Bayan, 2003).
Ma'had Darul Ihya : http://www.darul-ihya.com
Versi Online : http://www.darul-ihya.com/?pilih=lihat&id=43

Kamis, 31 Januari 2008

The Million Dzikr Man

Sumber : sufinews.com
The Million Dzikr Man
Manusia bermilyar Dzikr. Itulah yang sedang dijadikan satelit oleh Allah di abad millennium ini. Allah menyebut kata Dzikr dalam Al-Qur’an 288 kali lebih, dengan tekanan poada makna Mengingat Allah hamper 90%, selebihnya bermakna sebagai peringatan, mengingatkan peristiwa, atau untuk menyebut gender laki-laki (dzakara).

Bahkan seluruh ubudiyah seorang hamba baik syari’at maupun hakikat, berujung pada puncak Dzikrullah, dalam kefanaan hamba, lalu kembali ke alam nyata lagi dengan syariat Dzikr berupa ibadah sehari-hari kita, mulai dari ritual wirid, sholat, puasa, zakat, haji dan ibadah social lainnya. Dan Dzikrullah menjadi ruh seluruh proses ibadah hamba.
“Tegakkanlah sholat untuk berdzikir kedaKu,” firman Allah Ta’ala. Atau hadits Nabi saw. “Amal paling mulia adalah Dzikrullah.”
Begitu besar dan dahsyatnya urgensi Dzikrullah, sampai-sampai para hamba Allah tidak diberi dimensi ruang waktu dalam ubudiyah Dzikrullah ini. Satu-satunya ibadeah tanpa batas ruang waktu dan hitungan. Sedangkan ritual wirid (wiridan) dengan jumlah tertentu, waktu tertentu, apakah sehabis sholat dan waktu khusus, adalah dalam rangka memasuki Wilayah Tembus Batas Dzikrullah itu sendiri. Karena itu dilatih dengan jumlah angka, hitungan, yang memiliki interaksi dengan titik-titik gravitasi ruhani dan pusat-pusat gravitasi alam semesta, dunia maupun akhirat.

Lalu disinilah pentingnya Tarbiyah Ruhiyah (pendidikan ruhani) dalam ritual dzikir dari seorang Mursyid yang Kamil Mukammil, dimana dalam dimensi Dzikrullah seorang Mursyid telah diberi anugerah “wilayah” (kewalian) dalam Dzikrullah dalam keparipurnaan kehambaannya, hingga diberi Wewenang oleh Allah untuk membimbing agar ummat mencapai apa yang telah diraihnya.
Karena itu Ibnu Athaillah menegaskan dalam al-Hikam, bahwa ibadah-ibadah yang berhubvungan dengan hak waktu pada hamba, seperti sholat, puasa (dengan batasan waktu) bisa diqodlo bila kita ada halangan, tetapi hak kita terhadap waktu, jika berhalangan tidak bisa diqodlo, yaitu Dzikrullah. Ibadah yang mestinya lazim, universal dan terus menerus (da’iman abadan) sepanjang hidup kita.

Hari-hari indah bersama Allah, adalah hari-hari full Dzikrullah yang secara filosufis menyatu pada AsmaNya Yang Agung, Allah. “Waladzikrullahi Akbar” (Niscaya sesungguhnya dzikir Allah itulah yang lebih besar (dibanding yang lainnya). Karenanya waktu yang terbatas ditempuh oleh para hambaNya di dunia, haruslah menjadi waktu sepesial, waktu istemewa, waktu dahsyat, seluruh waktu hidupnya adalah keistemewan dan kedahsyatan bersama Allah.
Semesta ruang dan waktu ini haruslah semesta bercahaya. Cahayanya adalah kesaksian jiwa para hambaNya dalam melihat Asma’, Sifat dan Dzat dengan matahatinya dibalik semesta, lalu pancaran cahaya itu memantul dalam pandangannya ke alam semesta ini. Disinilah kita mengerti betapa kehadiran ummat ini adalah kehadiran membawa missi Risalah, yakni Risalah Rahmat Lil’alamin. Manusia Dzikrullah dan Ahlullah.

Apakah ada alas an lain lagi, bahkan satu asja alas an dari tumpukan alasan anda untuk tidak bersyukur kepada Allah? Apakah layak alasan-alasan hina yang berbau duniawi anda jadikan alas an untuk tidak mengingat Allah? Alasan-alasan problema dan himpitan masalah untuk dijadikan alibi menjauh dari Allah? Alasan-alasan ketololan dan pengingkaran, hanya karena kebodohan, lalu anda membiarkan diri anda terseret ke jurang dzulumat kegelapan yang berlapis?

Teruskan anda mengeluh, teruskan anda berputus asa, teruskan anda merasa tak punya arti dan masa depan, teruskan anda mengarungi lembah busuk kealpaan, kemaksiatan, pengingkaran, dan kemunafikan. Jika anda memang memilih wilayah gelap Iblisian dan Syaithoniyah demi memanjakan hawa nafsu dan ego anda. Toh semua itu adalah lapisan mega yang semakin temaram, semakin gelap gulita, menghalangi cahaya matahari ma’rifatullah. sufinews.com

The Million DzikrMan
Sudah saatnya anda menjadi manusia bermilyar dzikir, bahkan di hadapan anda ada bilyunan Dzikrullah yang menunggu detak jantung jiwa anda, hasrat rindu ruh anda, hamparan rahasia ma’rifat
Sirr anda.

Setiap detak jantung kita adalah ni’mat Allah, setiap nafas yang keluar masuk adalah takdir anugerah Allah, setiap kedip mata, dan sejuta rasa di lidah kita. Bahkan ni’mat-ni’mat itu tak akan pernah bisa dihitung oleh alat mana pun, atau kehebatan manusia mana pun. Kenapa semua itu berlalu tanpa Allah?

Coba anda hitung sendiri. Dalam semenit, jantung anda berdetak 80 hingga 88 kali. Dalam satu jam jantung anda berdetak 4800 x hingga 5280 x, dalam sehari jatung anda berdetak 115.200 x hingga 126.720 x maka dalam hitungan setiap tahun, setahun jantung anda berdetak 42.048.000 x hingga 46.252.800 x dan jika dikalikan seumur hidup anda, 80 tahun menurut ukuran Alfu Syahrin dalam surat Alqadr, maka terhitung detak jantung anda mencapai 3.363.840.000 x hingga 3.700.224.000 x. (tiga milyar tujuh ratus juta dua ratus dua puluh empat ribu kali). Bayangkan! Hitungan detak jantung yang bermilyar itu, mestinya dijadikan hitungan minimal bagi hitungan Dzikrullah kita seumur hidup manusia.

Sementara tarikan nafas kita, dalam satu menit mencapai rata-rata 16 kali. Berarti 1 jam mencapai 960 x, dan satu hari mencapai 23.040 x, setahun, 365 hari, 8.409.600 x dan mencapai seumur hidup manusia jika sampai 80 tahun, berarti tarikan nafas (keluar masuk dihitung satu nafas) akan mencapai 672.768.000 x (enam ratus tujuh puluh dua juta tujuh ratus enam puluh delapan ribu kali). Apakah keluar masuk nafas anda bersama Allah? Bagaimana rasanya jika nafas anda berhenti 5 menit saja?

Padahal Ahli Dzikirullah juga diberi kemampuan kontemplatif untuk melipatgandakan jumlah dzikrullah itu, dalam jumlah yang tiada hingga, semisal dengan jumlah seluruh makhluk Allah di alam semesta, atau seluruh makhluk dalam genggaman dan pandangan Allah Ta’ala. Subhanallah.

Dan jumlah yang tak terhingga kini dilimpahkan oleh Allah dalam wadah yang tiada hingga pula, Qalbu Manusia. Satu-satunya “wilayah” yang mampu “dihuni Allah” dalam keuniversalan Dzikrullah sang hamba.

Dalam satu detik, anda bisa memasuki seluruh jumlah makhluk Allah dalam hitungan dzikir anda.
Dahsyat bukan?
“Maka bertanyalah kepada ahli dzikir jika kalian tidak berilmu”, demikian firman Allah Ta’ala.
Kaum Sufi adalah The Million DzikrMan. Bahkan The Billion DzikrMan. Malah mereka bisa jadi The All Univers DzikrMan.
Lalu kita ini Sufi macam apa? Wallahu A’lam, mungkin kita hanya orang dan hamba yang sedang menggelayutkan tangan dan hati kita pada sarung para Sufi itu.

Mungkin kita tak lebih dari sekumpulan nama yang hanya menunggu doa dan permohonan ampunan Allah dari mereka itu. Mungkin kita tak lebih dari sekumpulan debu yang disapu angin, dan ditakdirkan menempel pada jubah jiwa para Sufi itu.

Apa yang bisa kita sombongkan? Apa yang bisa kita pamerkan? Apa yang bisa kita banggakan? Apa yang bisa kita kagumi pada diri kita? Apa yang bisa kita jadikan andalan bagi diri kita? Apa yang bisa kita ajukan di depan Allah kelak? Apa yang bisa kita aku?

Anehnya di zaman ini begitu banyak orang yang kontra dengan para Sufi, para ahli dzikrullah, manusia The All Univers DzikrMan. Bahkan sampai dijadikan akidah, disusun ideology agama, dibangun institusi atas nama Islam, yang ujungnya menentang kaum Sufi, menentang The Millions DzikrMan. Maka, dalam sebuah hadits Qudi, Allah menegaskan, “Siapa yang menentang wali-waliKu, Aku izinkan untuk memeranginya.”

Anehnya juga, begitu banyak, bahkan berduyun-duyun, orang yang mengangkat bendera Sufi, menyatakan dirinya sebagai seoreang Sufi, dan mencoba menikmati lambing-lambang Sufistik, praktek Sufistik, hanya demi memanjakan hawa nafsunya.

Menyelubungi Seluruh Maqomat
Lembah Dzikrullah adalah lembah dimana para Kekasih Allah bertebar. Seluruh maqomat sufi, tahapo dunia Sufi, bahkan seluruh kondisi ruhani para Sufi, senantiasa diselubungi oleh Dzikrullah, saling berkelindan, saling menyulam, saling membuahkan cabang-cabang dari pohon Ma’rifatullah yang ditanam dibumi Rasa Yaqin, dimana biji-biji Iman tumbuh.

Taubat, Mujahadah, Zuhud, Khalwat, ‘Uzlah, Tawakkal, Ikhlas, Ridlo, Syukur, Futuwwah, Cinta, Ma’rifat, dan seluruh maqom-maqom (stadium-stadium ruhani) senantiasa diliputi oleh kualitas-kualitas Dzikrullah yang menanjak pula.

Jika tanjakan ruhani tanpa ruh Dzikrullah, hanyalah perjalanan sia-sia menuju Allah, karena ia akan gagal. Sedahsyat apa pun kontemplasi filusufi pengetahuan manusia tentang Allah tanpa amaliyah Dzikrullah, tak lebih dari gedung menjulang namun sedetik lagi roboh, karena tidak ada fondasi dan penghuninya.

Oleh sebab itu, keikhlasan, ketawakkalan, kesabaran, kecintaan, kerelaan, ketaubatan, juga harus terus mengiringi gelombang Dzikrullah dalam jiwa kita.

Masjid-Masjid Penuh Mukjizat

Sumber : dudung.net

KeAgungan dan Kebesaran Illahi kembali terlihat di di ujung Banda. Tsunami menggulung Aceh, namun di setiap musibah ada suatu keajaiban dan mukjizat Alloh SWT. Salah satunya bangunan-bangunan mesjid yang masih tetap berdiri meski sekitarnya porak-poranda.

"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?" [QS. Al- Fushshilat]

Koleksi Photo Kebesaran Allah SWT

Sumber : dudung.net

"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa
sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?"
[QS. Al- Fushshilat]

Tidak semua peristiwa alam dapat dijelaskan dengan akal. Dalam koleksi ini disajikan keajaiban alam. Koleksi ini dikumpulkan sedikit demi sedikit dari internet. Jika anda merasa dapat memberikan tambahan keterangan pada koleksi di bawah ini, silahkan beri komentar anda !. Mohon bersabar apabila agak lambat, karena fotonya ditampilkan semuanya.. :)

Gambar lainnya bisa dilihat di http://www.islamcan.com/miracles/index.shtml


LEBAH YANG MENULIS "ALLAHU"
(Those who are familiar with Arabic will easily be able to identify what this beehive spells - "Allahu")


Akan terlihat dengan jelas lafal "Allah" pada batu permata tersebut bila disinari dengan cahaya


Mawar Merah di Angkasa
"Selain itu (sungguh ngeri) ketika langit pecah belah lalu menjadilah ia mawar merah, berkilat seperti minyak"
(Ar-Rahman: 37)

Gambar di atas adalah gambar ledakan bintang di angkasa yang diperoleh NASA dengan Teleskop yang sangat canggih.
Kejadian tersebut membuktikan kebenaran Al-Quran yang diturunkan 14 abad yang lalu pada surah Ar-Rahman di atas



POHON YANG SEDANG RUKU

This is a recently discovered phenomenon in a forest near Sidney. As you can see, the bottom half of the tree trunk is bowed in such a way that it resembles a person in a posture of Islamic prayer - the 'ruku'. Looking closer you can see the 'hands' resting on the knees. the most amazing thing is that the 'man' is directly facing the Kaaba, Mecca which is the direction Muslims all over the world face when in prayer.


Sesungguhnya ALLAH Maha berkuasa dan dapat menjadikan apa saja yang pernah ataupun tidak pernah terfikir oleh manusia.Ini merupakan keajaiban alam ciptaan ALLAH.


THE FISH TESTIFIES THE PROPHET (S.A.W)
The story of the fish began when Mr. Goerge Wehbi, a Christian Lebanese, was practicing his fishing hobby, in Dakar Senegal (the Capital of West Africa). He caught many fish. When the went home his wife saw among them a strange fish about 50cm length, with some arabic writing on it. He took it to Sheikh al-Zein, who read clearly what was writen in a natural way. That could not be done by a human being, but rather a Godly Creation which the fish was born with. He read "God's Servant" on its belly and "Muhammad" near its head, and "His Messenger" on its tail


LAA ILAA HA ILLALLAH WRITEN IN BRANCHES
One brother on Germany wrote and sent this photo. "The branches clearly say in Arabic that- There is no god but Allah. This is said to be a scene on a piece of cultivated farmland in Germany. Many Germans have been said to have embraced Islam upon seeing this miraculous sight and that the German government put steel fences around the part of the farm to prevent people from visiting and witnessing this miraculous site"

Lapadz "Alloh" yang terbentuk di telingan seorang bayi

Awan yang membentuk Lapadz "Alloh", kejadian ini diabadikan oleh seseorang di Mekkah

MEKKAH BERKILAU --Ini adalah hasil pencitraan dari IKONOS Satelite milik Space Imaging Inc, AS. Masjidil Haram yang 'diintai' oleh AS pada 31 Oktober 1999 itu menampilkan fenomena menakjubkan. Terlihat di gambar hanya bagian Masjidil Haram saja yang berkilau sementara bangunan di sekitarnya tampak lebih gelap. Subhanallah. (NASA Astronomy Picture of The Day) (sumber : http://www.spaceimaging.com/gallery/ioweek/archive/01-12-09/index.htm)


MOSQUE STILL STANDS AFTER EARTQUAKE IN TURKEY
A mosque still stands amidst the rubble of collapsed buildings in this aerial view of a neigborhood in the western Turkish town of Golcuk, 60 miles east of Istanbul, August 19, 1999. The death toll from western Turkey's worst recorded eartquake surpassed 6,000, as hope waned of finding any of the thousands still missing under the mountains of rubble.




Menurut pemiliknya kalau dilihat dari dekat Gambar di atas
menunjukkan kalimah "Lailahaillah" terbentuk pada seekor ikan

sumber asli bisa dilihat di sini

Tanda 100 Hari Mau Meninggal

Sumber : dudung.net


Innalillahi wa innalillahi rojiun, datang dari Alloh dan akan kembali kepadaNya, semoga kita selalu menjadi orang - orang yang selalu mengingatNya dan beruntung serta saling mengingatkan.

Tanda 100 hari mau meninggal...

Ini adalah tanda pertama dari Allah SWT kepada hambanya dan hanya akan disadari oleh mereka yang dikehendakinya. Walau bagaimanapun semua orang Islam akan mendapat tanda ini cuma saja mereka sadar atau tidak.

Tanda ini akan berlaku lazimnya selepas waktu Asar. Seluruh tubuh iaitu dari hujung rambut sehingga ke hujung kaki akan mengalami getaran atau seakan-akan mengigil. Contohnya seperti daging lembu yang baru saja disembelih dimana jika diperhatikan dengan teliti, kita akan mendapati daging tersebut seakan-akan bergetar.

Tanda ini rasanya lezat dan bagi mereka yang sadar dan berdetik di hati bahwa mungkin ini adalah tanda mati, maka getaran ini akan berhenti dan hilang setelah kita sadar akan kehadiran tanda ini.

Bagi mereka yang tidak diberi kesadaran atau mereka yang hanyut dengan kenikmatan tanpa memikirkan soal kematian, tanda ini akan lenyap begitu saja tanpa sembarang manfaat.

Bagi yang sadar dengan kehadiran tanda ini maka ini adalah peluang terbaik untuk memanfaatkan masa yang ada untuk mempersiapkan diri dengan amalan dan urusan yang akan dibawa atau ditinggalkan sesudah mati.

"Tanda 40 hari sebelum hari mati"

Tanda ini juga akan berlaku sesudah waktu Asar. Bahagian pusat kita akan berdenyut- denyut. Pada ketika ini daun yang tertulis nama kita akan gugur dari pokok yang letaknya di atas Arash Allah SWT. Maka malaikat maut akan mengambil daun tersebut dan mulai membuat persediaannya ke atas kita, antaranya ialah ia akan mula mengikuti kita sepanjang masa. Akan terjadi malaikat maut ini akan memperlihatkan wajahnya sekilas lalu dan jika ini terjadi, mereka yang terpilih ini akan merasakan seakan- akan bingung seketika. Adapun malaikat maut ini wujudnya cuma seorang tetapi kuasanya untuk mencabut nyawa adalah bersamaan dengan jumlah nyawa yang akan dicabutnya.

"Tanda 7 hari"

Adapun tanda ini akan diberikan hanya kepada mereka yang diuji dengan musibah kesakitan di mana orang sakit yang tidak makan, secara tiba-tiba ia berselera untuk makan.

"Tanda 3 hari"

Pada ketika ini akan terasa denyutan di bahagian tengah dahi kita iaitu diantara dahi kanan dan kiri. Jika tanda ini dapat dikesan, maka berpuasalah kita selepas itu supaya perut kita tidak mengandungi banyak najis dan ini akan memudahkan urusan orang yang akan memandikan kita nanti. Ketika ini juga mata hitam kita tidak akan bersinar lagi dan bagi orang yang sakit hidungnya akan perlahan- lahan jatuh dan ini dapat dikesan jika kita melihatnya dari bahagian sisi. Telinganya akan layu dimana bagian ujungnya akan beransur-ansur masuk ke dalam. Telapak kakinya yang terlunjur akan perlahan- lahan jatuh ke depan dan sukar ditegakkan.

"Tanda 1 hari"

Akan berlaku sesudah waktu Asar di mana kita akan merasakan satu denyutan di sebelah belakang yaitu di kawasan ubun- ubun di mana ini menandakan kita tidak akan sempat untuk menemui waktu Asar keesokan harinya.

"Tanda akhir"

Akan terjadi keadaan di mana kita akan merasakan sejuk di bagian pusat dan rasa itu akan turun ke pinggang dan seterusnya akan naik ke bahagian halkum. Ketika ini hendaklah kita terus mengucap kalimah Syahadah dan berdiam diri dan menantikan kedatangan malaikat maut untuk menjemput kita kembali kepada Allah SWT yang telah menghidupkan kita dan sekarang akan mematikan pula.

Sesengguhnya mengingati mati itu adalah bijak